Rasa sesak samarmelekat didada ini.Bekas luka yang masih tertinggalPerlahan ku tutupidengan senyuman.
Ku mengumpulkan dengan tangan mungilku ini.agar berbagai macam kenangantidak terlupakan,Ku rangkai melodi demi mengelabui waktudan ku simpan disini.
Ku diam termenung,ku sadar bahwa hanya dengan menghitung air mata yang mengalir,beban di hati ikut menghilangKu akan lanjut berjalanhingga sampai ke tempat itu.
Kala ku memandang bulan sabit yang terapung dalam kesepiandi langit luas tak berujungKu teringat kembali akan hariyang terasa sangat miripseperti malam ini.
wow wie schön das aussieht
jika ku menyelinap keluar,dan bernyanyi seorang diri,para bintang yang bersinar,mulai menari-nari.Ku melihat dalam setengah sadar, bahwa mimpi samar itumasih terus berlanjut.
Ada kala dimana ku berserah diri pada sesuatudemi bisa menjadi diriku sendiri,Tapi setelah ku pikir-pikir, jawabannya ituterletak didalam hati kita sendiri.
Bahkan jika rasa cemas inimenyudutkan aku,“Kamu akan baik-baik saja”“Pasti kamu akan baik-baik saja”.Kini ku merasakalau kamu akan berkata seperti itu.
